
Foto: Willy | Tampak KM. Cantika Lestari di Pelabuhan Jayapura
Burmeso, Jurnal Mamberamo Foja — Polemik pergantian kapal motor (KM) Cantika Lestari 77 dengan KM Cantika Lestari 88 kembali mencuat. Setelah sebelumnya dipertanyakan Ketua DPRK Elias Basutey, kini giliran tokoh intelektual muda asal Mamberamo Raya, Mesak Bilasi, yang angkat suara.
Mesak menilai pergantian kapal tanpa pemberitahuan jelas merupakan bentuk pelanggaran terhadap kesepakatan awal antara DPRK, Pemda, dan pihak operator pelayaran PT. Belibis Papua Mandiri.
“KM Cantika Lestari 88 sudah dua kali bolak-balik Jayapura–Kasonaweja menggantikan KM CL 77. Padahal, yang disepakati sejak awal bersama DPRK dan Bupati Robby Rumansara adalah KM CL 77,” ujar Mesak Bilasi dalam pesan suara yang diterima redaksi, Senin (21/7) sore.
Ia menilai pergantian kapal yang dilakukan sepihak ini membuat masyarakat bingung dan merasa tidak dihargai. Menurutnya, keputusan seperti ini seharusnya dibicarakan secara terbuka kepada publik.
“Saya minta PT. Belibis segera memberikan klarifikasi resmi. Jangan seenaknya mengganti kapal tanpa koordinasi. Ini menyangkut pelayanan publik dan kepercayaan masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Perhubungan, Eduard Tasti, pernah menjelaskan bahwa pengoperasian KM CL 88 hanya bersifat sementara karena Bupati akan melakukan perjalanan ke Kasonaweja. Namun faktanya, KM CL 88 sudah dua kali melayani rute tersebut, memunculkan pertanyaan baru dari berbagai pihak.
Mesak Bilasi mendesak PT. Belibis untuk kembali mengoperasikan KM CL 77 sesuai dengan kesepakatan awal. Ia juga menyoroti pentingnya transparansi agar DPRK sebagai wakil rakyat tidak kehilangan kendali informasi di tengah publik.
“PT. Belibis jangan main ganti kapal sesuka hati. Hormati kesepakatan yang sudah dibuat bersama DPRK dan pemerintah daerah. Rakyat butuh kejelasan, bukan dibuat bingung,” tegasnya menutup.
Laporan: Roy Hamadi