Foto: Irfan|Tampak suasana pertemuan yang dipimpin ketua Panitia Pdt. Julianus Kwano, di Kampung Bring, Sabtu (18/10).

Sentani, jurnalmamberamofoja.com – Peringatan Satu Abad Peradaban Papua menjadi momentum bersejarah bagi seluruh masyarakat di Tanah Papua. Perayaan 100 tahun ini menandai perjalanan panjang pendidikan modern dan kebangkitan peradaban masyarakat Papua sejak penempatan Batu Peradaban oleh misionaris asal Belanda, Isak Samuel Kijne, di Bukit Aitumeri, Teluk Wondama, pada 25 Desember 1925.
Peringatan yang akan digelar pada 25 Oktober 2025 tersebut menjadi saat refleksi dan introspeksi bagi masyarakat Papua untuk memperkuat pembangunan di berbagai bidang, mulai dari sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi.
Setiap wilayah di Tanah Papua akan menggelar perayaan HUT Satu Abad Peradaban Papua. Untuk Wilayah Tabi, kegiatan puncak akan dipusatkan di Lembah Grime, Kabupaten Jayapura, tepatnya di Lapangan Mandala Genyem, Distrik Nimboran, pada 25 Oktober 2025.

Baca juga: Gembala Socratez Yoman Klarifikasi: Pesta Rakyat Papua Adalah Doa Syukur, Bukan Bakar Batu
Ketua Panitia Pelaksana HUT Satu Abad Peradaban Papua Wilayah Tabi, Pdt. Julianus Kwano, menjelaskan bahwa pelaksanaan perayaan di Lembah Grime merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah dan nilai adat masyarakat setempat.
“Wilayah Grime menjadi simbol penerimaan Injil di kawasan Tabi, sebagai pintu masuk peradaban bagi masyarakat adat di wilayah ini. Karena itu, perayaan di sini memiliki makna yang mendalam,” ujar Pdt. Julianus Kwano, Sabtu (18/10), di Kampung Bring.

Rangkaian kegiatan akan diawali dengan Ibadah Syukur Satu Abad Peradaban Papua, yang kemudian dilanjutkan dengan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan seminar rohani pada 22–23 Oktober 2025 di wilayah Grime.
Pdt. Julianus mengajak seluruh lapisan masyarakat Papua, khususnya yang berada di wilayah Tabi, untuk hadir dan mengambil bagian dalam setiap kegiatan tersebut.
“Saya mengundang seluruh masyarakat untuk datang, bersyukur bersama, dan memperingati karya Tuhan dalam perjalanan panjang peradaban bangsa Papua,” katanya.

Secara umum, perayaan puncak Satu Abad Peradaban Papua memang akan dipusatkan di Wasior, Teluk Wondama tempat pertama kali batu peradaban diletakkan oleh Pdt. Isak Samuel Kijne.
Namun demikian, masyarakat adat di wilayah Tabi juga ingin mengungkapkan rasa syukur mereka dengan menggelar perayaan serupa di Lembah Grime sebagai bagian dari refleksi iman dan budaya yang telah diwariskan selama satu abad.
Laporan: M. Irfan








