Foto: istimewa | Tampak pendistribusian 124 ribu Kelambu secara simbolis di lapangan Apel Gunung merah, oleh bupati Jayapura Dr. Yunus Wonda, MH., didampingi Wabup Haris Yocku, SH., Senin (20/10).

Sentani, jurnalmamberamofoja.com – Pemerintah Kabupaten Jayapura terus memperkuat langkah nyata dalam upaya menekan angka kasus malaria yang masih tergolong tinggi di wilayahnya. Melalui Dinas Kesehatan, pemerintah daerah secara resmi meluncurkan distribusi kelambu massal kepada masyarakat, Senin (20/10).
Kegiatan launching pendistribusian kelambu tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bupati Jayapura, Dr. Yunus Wonda, S.H., M.H., didampingi Wakil Bupati Jayapura, Haris Richard S. Yocku, S.H., di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah Sentani. Sejumlah pejabat daerah turut hadir dalam kegiatan tersebut, termasuk perwakilan Dinas Kesehatan dan para ASN Pemkab Jayapura.
Baca juga: Bupati Jayapura Dorong Promosi Wisata Bahari Lewat Pentas Budaya dan UMKM Lokal di Pantai Amai
Dalam sambutannya, Bupati Yunus Wonda menegaskan bahwa kasus malaria di Kabupaten Jayapura masih menjadi persoalan serius yang memerlukan perhatian bersama.
Ia menyampaikan, berdasarkan data Dinas Kesehatan, pada tahun 2024 tercatat 63.037 kasus malaria, sementara hingga September 2025 jumlahnya mencapai 49.724 kasus dengan Annual Parasite Incidence (API) sebesar 386 per 1.000 penduduk.
“Meskipun di beberapa kampung angka kasus mulai menurun, namun angka ini masih jauh dari target eliminasi malaria yang diharapkan bisa tercapai pada tahun 2030, yaitu kurang dari 1 kasus per 1.000 penduduk,” jelas Bupati Yunus Wonda di hadapan peserta apel.
Sebagai langkah strategis, pemerintah daerah akan mendistribusikan sebanyak 124.650 kelambu massal kepada masyarakat. Program ini ditujukan untuk melindungi warga dari gigitan nyamuk Anopheles, penyebab utama penyakit malaria.
“Dalam rangka percepatan eliminasi malaria, Pemerintah Kabupaten Jayapura akan melakukan pemeriksaan, penemuan, dan pengobatan bagi seluruh penduduk, serta membagikan kelambu secara massal kepada seluruh masyarakat di 19 distrik, 139 kampung, dan 5 kelurahan,” ungkapnya.

Bupati menambahkan, distribusi kelambu dilakukan berdasarkan kelompok tidur di setiap rumah tangga, agar tepat sasaran dan efektif dalam mencegah penularan malaria.
Selain pembagian kelambu, pemerintah juga mendorong pendekatan “jemput bola” dengan mengerahkan petugas kesehatan hingga ke kampung dan pelosok terpencil.
“Ke depan, kita tidak boleh hanya menunggu masyarakat datang berobat. Petugas kesehatan harus turun langsung ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan malaria di setiap kampung,” tegas orang nomor 1 di Kabupaten Jayapura itu.
Baca juga: Pesan Tegas Bupati Jayapura: Jangan Palang Fasilitas, Mari Bangun Bersama
Menurutnya, keberhasilan program eliminasi malaria tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat. Kesadaran menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan kelambu saat tidur, dan memeriksakan diri secara rutin menjadi kunci utama menekan angka kasus.
“Ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya pemerintah. Jika seluruh masyarakat berperan aktif, saya yakin target nasional eliminasi malaria 2030 dapat terwujud di Kabupaten Jayapura,” pungkas Bupati.
Langkah ini diharapkan dapat menurunkan risiko penularan malaria secara signifikan dan mempercepat tercapainya Kabupaten Jayapura sebagai wilayah bebas malaria di masa mendatang.
Laporan: M. Irfan








