Foto: istimewa | Tampak bupati Jayapura Dr. Yunus Wonda, MH., didampingi Wabup Haris Yocku, SH., juga kepala dinas Kesehatan dr. Anton Mote serta perangkat kesehatan lainnya beserta staf, di lapangan Apel Gunung Merah Sentani, Senin (20/10).

Sentani, jurnalmamberamofoja.com – Upaya pencegahan kanker leher rahim kini memasuki babak baru di Kabupaten Jayapura. Dalam rangka percepatan eliminasi kanker serviks di Indonesia, Pemerintah Kabupaten Jayapura resmi melakukan uji coba deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Self Sampling HPV-DNA, Senin (20/10), di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis yang dipimpin langsung oleh Bupati Jayapura, Dr. Yunus Wonda, S.H., M.H., didampingi Wakil Bupati Richard S. Yocku, S.H.. Hadir pula unsur Dinas Kesehatan, tenaga medis, serta perwakilan masyarakat dari sejumlah distrik.
Dalam sambutannya, Bupati Yunus Wonda menegaskan bahwa percepatan eliminasi kanker serviks merupakan komitmen serius pemerintah daerah untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia itu.

Baca juga: Pemkab Jayapura Gerakan Tim Kesehatan Jiwa, Tekan Angka ODGJ
“Kita tidak bisa hanya menunggu masyarakat datang ke puskesmas. Masih banyak yang belum sadar pentingnya pemeriksaan dini, bahkan sebagian masih menganggapnya tabu. Karena itu, kita harus turun langsung ke masyarakat,” tegas Bupati.
Sebagai tindak lanjut, Yunus Wonda meminta Dinas Kesehatan menjalankan program inovatif yang disebut “perawat kaki telanjang” pada tahun depan. Melalui program ini, tenaga kesehatan akan aktif mendatangi kampung-kampung untuk melakukan sosialisasi, pemeriksaan, hingga pengobatan langsung di lapangan.
“Kalau kita menunggu pasien datang, hasilnya akan kecil. Banyak warga yang tidak mampu ke puskesmas, apalagi yang tinggal jauh di pedalaman. Maka solusi terbaik adalah jemput bola. Dengan begitu, kasus bisa ditemukan lebih cepat dan ditangani sejak dini,” ujarnya penuh keyakinan.

Langkah progresif ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Dr. Anton Mote, yang mengakui bahwa angka kasus kanker leher rahim di wilayahnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan data tahun 2024, dari sekitar 39.000 perempuan yang telah menjalani tes IVA, ditemukan 63 kasus positif kanker serviks dengan rentang usia 30 hingga 69 tahun.
“Kanker leher rahim masih menjadi penyebab kematian kedua tertinggi bagi perempuan, baik di tingkat nasional maupun global. Karena itu, pemeriksaan dini menjadi kunci. Dulu, masyarakat harus datang ke fasilitas kesehatan, tapi banyak yang malu atau takut. Sekarang, dengan metode Self Sampling, mereka bisa melakukan pemeriksaan sendiri di rumah,” jelas Dr. Anton.
Baca juga: Pegawai Palang Kantor Dinas Kesehatan, Wabup: Itu Fasilitas Publik, Bukan Tempat Aksi
Metode Self Sampling HPV-DNA memungkinkan perempuan mengambil sampel sendiri secara mandiri tanpa rasa malu, lalu membawa hasilnya ke fasilitas kesehatan untuk dianalisis lebih lanjut oleh tenaga medis. Cara ini dianggap lebih praktis, akurat, dan ramah terhadap privasi perempuan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan akses kesehatan terbatas.
Sebagai tahap awal, Dinas Kesehatan menyiapkan 200 alat Self Sampling yang akan digunakan dalam program uji coba. Petugas kesehatan terlebih dahulu mengikuti pelatihan khusus sebelum mendampingi masyarakat di lapangan.
“Kami berharap metode ini dapat meningkatkan cakupan pemeriksaan dan kesadaran masyarakat. Begitu hasil pemeriksaan diketahui, masyarakat dapat segera melapor untuk mendapatkan tindak lanjut medis,” pungkas Dr. Anton.
Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya meletakkan dasar pelayanan kesehatan yang inklusif dan proaktif di Kabupaten Jayapura. Dengan strategi jemput bola dan inovasi pemeriksaan mandiri, diharapkan angka kasus kanker serviks dapat ditekan secara signifikan, sekaligus memperkuat komitmen Papua menuju masa depan bebas kanker.
Laporan: M. Irfan








