admin web
Foto: istimewa | Flyer syukuran Pesta Rakyat Provinsi Papua
Jayapura, jurnalmamberamofoja.com — Gembala Dr. Ambirek/t G. Socratez Yoman akhirnya meluruskan kesalahpahaman publik terkait kegiatan Pesta Rakyat yang digelar di halaman Kantor Gubernur Papua.
Ia menegaskan bahwa acara tersebut bukan ritual bakar batu, melainkan doa bersama dan ungkapan syukur kepada Tuhan atas kepemimpinan baru di Provinsi Papua.
“Kegiatan Pesta Rakyat di halaman Kantor Gubernur Papua itu bukan acara bakar batu. Seluruh rakyat datang untuk doa bersama, mengucap syukur kepada Tuhan,” ujar Gembala Socratez Yoman, mengutip pernyataan Gubernur Papua.
Sebelumnya, Yoman sempat menulis seruan agar acara “Pesta Rakyat 25 Oktober 2025” dibatalkan, dengan alasan dikhawatirkan tidak tepat di tengah kondisi sosial masyarakat.
Baca juga: Ratusan Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Syukuran Bakar Batu Gubernur Papua Pegunungan
Namun, setelah mendapatkan penjelasan langsung dari Gubernur Papua Komjen Pol (Purn) Dr. Mathius D. Fakhiri, S.I.K.,MH., dan Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen, SP.,M.Eng., ia menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
“Saya memohon maaf dari hati yang paling dalam atas kata-kata saya sebelumnya yang mungkin melukai hati Bapak Gubernur, Wakil Gubernur, dan semua pihak,” ucap Socratez dengan nada tulus.
Lebih lanjut, ia mengapresiasi Dr. Kenius (Ken) Kogoya yang dinilainya telah memberikan klarifikasi jernih dan argumentatif tentang makna kegiatan tersebut.
“Saya berterima kasih kepada Dr. Ken Kogoya atas penjelasannya yang mencerahkan dan membuat saya memahami duduk persoalan yang sebenarnya,” kata Yoman.
Yoman juga mengungkapkan bahwa pada 21 Oktober 2025 pukul 17.54 WIT, Gubernur Papua sendiri menghubunginya melalui telepon dan mengundangnya bertemu di Swiss-Belhotel Jayapura untuk menjelaskan langsung maksud acara itu.
“Kaka Gembala, acara Pesta Rakyat itu rencana saya. Kegiatan ini bukan bakar batu, tapi doa bersama rakyat untuk mengucap syukur kepada Tuhan,” tutur Gubernur Papua dalam percakapan tersebut, sebagaimana disampaikan Yoman.
Pernyataan itu, menurut Yoman, sejalan dengan klarifikasi Dr. Kenius Kogoya yang menegaskan bahwa Pesta Rakyat bukan agenda politik atau kegiatan tim pemenangan, melainkan inisiatif tulus dari pimpinan daerah untuk mempersatukan rakyat dan menaikkan rasa syukur kepada Tuhan.
Dalam refleksinya, Yoman mengakui bahwa pernyataannya terdahulu yang menyebut “menari di atas penderitaan rakyat” merupakan ungkapan yang terlalu berlebihan dan prematur.
“Saya menyadari kata-kata itu berlebihan, karena Gubernur baru saja menjabat dan kegiatan itu ternyata tidak dibiayai pemerintah, melainkan hasil partisipasi BUMN, BUMD, dan mitra pemerintah,” ujarnya menambahkan.
Menutup klarifikasinya, Gembala Socratez Yoman menyampaikan doa agar kepemimpinan baru di Tanah Papua dapat berjalan dengan damai dan diberkati Tuhan.
“Saya percaya, jika kita semua rendah hati dan saling memahami, Papua akan menjadi tanah berkat di bawah pimpinan Tuhan,” pungkasnya.
Laporan: Sony Rumainum | rilis
