
Foto: istimewa | Tampak Victor Buefar, pemerhati Politik
Jayapura, Jurnal Mamberamo Foja – Pemerhati politik Papua, Victor Buefar, menyampaikan refleksi usai pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Papua yang telah menetapkan Matius Derek Fakhiri (MDF) sebagai Gubernur Papua terpilih.
Dalam pernyataannya, Victor menilai PSU di Papua menjadi momentum penting sekaligus pelajaran berharga bagi penyelenggara pemilu. Menurutnya, tahapan ulang tersebut lahir akibat kelalaian Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Papua dalam proses verifikasi dokumen calon.
“Kelalaian itu memberi ruang bagi calon tertentu untuk lolos dengan dokumen yang patut diduga tidak sah. Ke depan, demokrasi di Papua harus dijaga dengan integritas dan ketelitian, bukan dengan kelalaian yang mencederai kepercayaan publik,” kata Victor dalam keterangan tertulisnya.

Ia juga menyinggung pemberhentian Ketua KPU Papua, Stev Dumbon, sebagai bukti adanya ketidaknetralan penyelenggara. Menurut Victor, publik menilai ada indikasi intervensi dan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon.
“Babak baru harus dimulai. Pemilu di Papua mesti berlangsung bersih, transparan, dan bebas dari praktik suap. Hanya dengan begitu, rakyat benar-benar merasa memiliki proses demokrasi ini,” tegasnya.
Baca juga: MK Diminta Tegakkan Keadilan Substantif dalam PSU Papua, Bukan Sekadar Hitung Suara
Victor kemudian mengajak seluruh pihak, khususnya pasangan calon yang kalah, agar menerima hasil yang sudah ditetapkan. Ia menekankan pentingnya menjaga persaudaraan di tengah perbedaan politik.
“Politik boleh berbeda, tapi persaudaraan harus tetap utuh. Saya mengajak Paslon 01 dan simpatisannya dengan lapang dada menerima hasil ini, serta mendukung penuh Kaka MDF sebagai Gubernur Papua terpilih. Kekalahan bukan akhir, tapi kesempatan untuk belajar dan mendewasakan demokrasi,” ujarnya.
Baca juga: Koalisi Papua Cerah Minta Pendukung Tetap Kawal Hasil PSU dan Jaga Kondusifitas
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa hanya dengan dukungan bersama, Papua bisa melangkah maju membangun tanah ini secara damai, adil, dan sejahtera.
“Pada akhirnya, kita semua adalah keluarga besar Papua. Meski berbeda pilihan, kita tetap bersaudara. Mari kita jaga kedamaian dan kesatuan demi masa depan Papua yang lebih baik,” tutup Victor.
Laporan: Roy