Foto: istimewa | Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., Kapolri.

Jayapura, jurnalmamberamofoja.com — Kedatangan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, di Tanah Papua disambut hangat oleh masyarakat di Jayapura, Senin (8/12).
Melalui surat terbuka ini, perwakilan warga menyampaikan aspirasi agar dapat menjadi perhatian langsung dari Bapak Kapolri.
Dalam surat tersebut, Marinus Yaung mewakili warga Papua secara umumnya memohon penambahan kuota seleksi calon Bintara Brimob yang saat ini sedang berlangsung.
Baca juga: Kapolri Ikut Jalan Santai dan Tanam Pohon di Riau: Momentum Bhayangkara 79
Sebagaimana tokoh intelektual Marinus harap Polda Papua mendapat tambahan peserta didik, mengingat informasi yang diterima menunjukkan kuota awal hanya sekitar 60 orang.
“Atas dasar kebutuhan di lapangan dan kondisi keamanan di Papua, kami memohon kepada Bapak Kapolri agar kuota calon siswa Bintara Brimob ditingkatkan menjadi 200 orang,” demikian disampaikan dalam surat terbuka tersebut.

Permohonan itu disertai sejumlah alasan. Pertama, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, berbagai pelanggaran HAM di Papua tidak terlepas dari pendekatan keamanan yang dinilai masih didominasi operasi militer terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sehingga diyakini bahwa penegakan hukum akan lebih efektif jika jumlah personel organik Brimob di Papua ditambah.
Penambahan personel Brimob organik, menurutnya, dapat memperkuat pendekatan penegakan hukum terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB), sekaligus membuka peluang penghentian operasi militer khusus di wilayah Papua. Dengan demikian, penarikan pasukan non-organik TNI dari Papua dapat dilakukan secara bertahap.
Alasan kedua, banyak anak muda asli Papua yang mengikuti seleksi calon Bintara Brimob namun tidak lulus, terutama pada tahapan kesehatan.
Para pendamping menegaskan bahwa para peserta telah dipersiapkan melalui pelatihan, namun tetap gugur pada tahap yang sama.
“Mereka memiliki kondisi kesehatan yang baik dan prima, sehingga kami memohon agar dilakukan penilaian ulang secara objektif serta membuka kesempatan bagi anak-anak kami yang sebelumnya dinyatakan tidak lulus,” demikian bunyi permohonan tersebut.
Di akhir surat, warga menyampaikan terima kasih dan harapan besar agar Kapolri dapat memberikan perhatian terhadap aspirasi ini.
Laporan: Sony Rumainum







