
(Foto: istimewa) Tampak Ketua Gerindra Papua, Yanni saat bersama Barbalina Felle, ibu korban Elis Agustina Yotha
Sentani, jurnalmamberamofoja.com – Kasus tragis yang menimpa Elis Agustina Yotha, korban pembakaran oleh suaminya yang merupakan oknum anggota TNI AU Lanud Silas Papare (SPR) Jayapura, terus menuai perhatian.
Elis, yang tewas setelah dirawat akibat luka bakar serius, meninggalkan dua anak kecil. Berikut kronologi kejadian berdasarkan keterangan keluarga.
Kronologi Versi Keluarga
Ibu korban, Barbalina Felle, menceritakan bahwa Elis tinggal di kompleks perumahan baru Lanud SPR Jayapura. Karena lingkungan yang masih sepi, Elis sering mengunjungi rumah orang tuanya bersama kedua anaknya.
Pada hari kejadian, Elis datang membawa tas berisi pakaian anak-anak tanpa menyadari ada kepala charger ponsel milik suaminya yang terbawa di dalam tas.
“Dia tidak tahu kalau kepala charger itu ada di tasnya. Mungkin anak-anak yang bermain dan menaruhnya di sana,” jelas Barbalina.
Menjelang malam, suaminya, Serka MM, mengirim pesan melalui WhatsApp, meminta Elis mencari kepala charger tersebut. Dalam percakapan itu, MM juga mengirimkan gambar sebuah martil, membuat Elis ketakutan.
Setelah menemukan kepala charger, Elis berencana mengembalikannya. Ia bahkan memohon kepada ibunya untuk menemaninya karena takut dipukul suaminya.
Namun, karena Barbalina sedang berjualan di pinggir jalan, ia meminta Elis pergi sendiri dan membawa kedua anaknya.
“Dia sempat bilang, ‘Mama, antar saya karena saya takut dipukul pakai martil,’ tapi saya pikir dia hanya akan mengambil anak yang kecil dulu,” ujar Barbalina.
Tak lama setelah itu, Barbalina mendapat 11 panggilan tak terjawab. Seorang tetangga datang dan memberitahukan bahwa Elis telah terbakar dan dibawa ke RSUD Yowari. “Ketika saya tiba di rumah sakit, tubuhnya bau minyak tanah dan dipenuhi tanah serta daun,” kenangnya.
Tuntutan Keadilan
Barbalina mendesak TNI AU untuk memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku, termasuk pemecatan dari institusi militer.
“Saya minta agar suami anak saya dihukum berat sesuai perbuatannya,” tegasnya.
Elis dimakamkan di Kampung Yobeh, Sentani, pada Senin (16/12/2024). Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama anak-anak yang kini kehilangan sosok ibu.
Tanggapan Ketua DPD Gerindra Papua
Ketua DPD Gerindra Papua, Yanni, SH, MH, yang turut hadir menyampaikan dukungannya kepada keluarga.
Ia mengutuk keras tindakan pelaku dan menyayangkan adanya kekerasan dalam rumah tangga yang berulang.
“Korban sudah sering mendapat perlakuan kasar, dan akhirnya tewas dalam kondisi mengenaskan. Ini sangat memilukan,” kata Yanni.
Yanni berjanji akan mengawal proses hukum terhadap pelaku dan memastikan keadilan bagi keluarga korban.
“Anak-anak yang ditinggalkan harus mendapat perhatian, dan institusi pelaku harus bertanggung jawab atas keadilan dan masa depan keluarga,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi pengingat serius akan pentingnya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga serta penegakan hukum yang adil dan transparan.
(Irfan)