Foto: Sony | Tampak Ondoafi Kampung Kayu Pulo Nicolas Youwe menyerahkan tifa kepada Gub Matius Fakhiri, didampingi Wagub Aryoko Rumaropen dan istri di halaman kantor Gubernur, Jumat (31/10).

Jayapura, jurnalmamberamofoja.com — Dentuman tifa, aroma dupa, dan warna-warni busana adat mewarnai halaman tempat berlangsungnya Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat Papua, Jumat (31/10).
Dalam balutan tradisi dan kebanggaan budaya, masyarakat adat Tabi bersama perwakilan tujuh wilayah adat di Tanah Papua menyambut kehadiran Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, dan Wakil Gubernur, Aryoko Rumaropen, dengan prosesi adat yang sarat makna.
Momen ini bukan sekadar seremoni, melainkan penegasan jati diri dan semangat persaudaraan seluruh masyarakat Papua. Dari pegunungan hingga pesisir, setiap wilayah menampilkan identitas budaya mereka lengkap dengan tarian sakral, nyanyian tradisional, dan atribut khas daerah masing-masing.
Baca juga: Prosesi Adat Iringi Langkah Perdana Matius Fakhiri Menuju Kantor Gubernur Papua
Gemuruh tifa mengiringi langkah para penari yang bergerak serempak, menggambarkan keharmonisan dalam keberagaman. Setiap hentakan dan simbol adat yang dibawa memiliki arti mendalam: doa dan pengharapan agar kepemimpinan baru dapat membawa kedamaian, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh anak negeri di Bumi Cenderawasih.
“Hari ini Papua benar-benar bersatu. Tujuh wilayah adat hadir dengan satu hati, satu semangat, untuk menyambut pemimpin baru dan meneguhkan komitmen menuju Papua yang damai dan maju,” ujar salah satu tokoh adat di sela-sela prosesi penyambutan.

Dalam prosesi itu, masyarakat adat Tabi mendapatkan kehormatan khusus sebagai tuan rumah penyambutan, menandai penghargaan terhadap tanah dan masyarakat asli tempat berdirinya pusat pemerintahan Provinsi Papua. Penghormatan ini menjadi simbol bahwa nilai-nilai adat dan budaya tetap menjadi fondasi dalam setiap langkah pembangunan Papua ke depan.
Suasana penuh sukacita semakin terasa saat para pemimpin adat, tokoh gereja, dan masyarakat bersatu dalam doa syukur bersama.

Sorak sorai dan yel-yel “Papua Bangkit, Bersatu, Sejahtera dan Harmoni dalam Papua Cerah” menggema sebagai wujud tekad bersama membangun masa depan yang lebih baik.
Momentum ini menegaskan kembali bahwa kekuatan Papua sesungguhnya terletak pada persatuan dan rasa saling menghormati di antara anak-anak adat dari berbagai wilayah.
Di bawah kepemimpinan baru, harapan akan lahirnya Papua yang lebih adil, makmur, dan berdaya kian terasa nyata.
Laporan: Sony Rumainum






