Foto: Irfan | Wabup Jayapura Haris Yocku, bersa Kasdim 1701 Letkol Arm Mustafa Lara juga Ketua TP PKK Ny Dewi Sartika S. Wonda ketika menabuh Tifa bersama, Selasa (02/12) di Aula kantor Bupati.

Sentani, jurnalmamberamofoja.com — Kodim 1701/Jayapura kembali menggelar Bimbingan Komunikasi (Binkom) Pencegahan Konflik Sosial dengan tema “Peran Seluruh Komponen Masyarakat Dalam Mencegah Konflik Sosial.”
Kegiatan yang dipusatkan di Aula 2 Kantor Bupati Jayapura, Selasa (02/12), dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Jayapura, Haris Richard S. Yocku, SH, dan dihadiri pejabat TNI, TP-PKK, serta peserta Jaring Intel binaan Kodim.
Baca juga: Program Ketahanan Pangan TNI AL Disambut Hangat Nelayan Papua: “Kami Merasa Diperhatikan”
Wabup Haris menilai Binkom yang diselenggarakan Kodim 1701/Jayapura memiliki arti strategis bagi masyarakat, khususnya dalam menghadapi dinamika sosial yang biasanya meningkat pada akhir tahun. Ia menegaskan bahwa pemahaman mengenai pola, pemicu, dan dampak konflik harus dimiliki oleh setiap warga demi menjaga keamanan bersama.

“Memasuki bulan Desember, potensi gesekan sosial biasanya lebih tinggi. Karena itu, materi yang disampaikan hari ini sangat penting agar saat kembali ke lingkungan masing-masing, peserta dapat menjadi agen yang membantu meredam potensi konflik,” ujar Haris.
Baca juga: Menjelang HUT ke-80, TNI Didoakan Bersama Tokoh Lintas Agama di Sentani
Ia juga mengingatkan bahwa konflik tidak hanya menimbulkan kerugian pada manusia, tetapi berimbas pada fasilitas umum, perekonomian, serta stabilitas wilayah.
Haris mengajak masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial, terutama untuk tidak menyebarkan hoaks atau memviralkan kembali video lama yang berpotensi memicu kecemasan publik.

Kasdim 1701/Jayapura, Letkol Arm Mustafa Lara, ST., M.IP, menjelaskan bahwa keterlibatan peserta Jaring Intel dalam kegiatan ini menjadi bukti partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan daerah. Menurutnya, konflik sosial merupakan ancaman serius yang bisa menghambat pembangunan jika tidak diantisipasi sejak dini.
“Pencegahan konflik harus dilakukan secara proaktif, terukur, dan melibatkan semua pihak. Tidak cukup hanya reaktif ketika konflik sudah terjadi,” tegasnya. Ia mBIenambahkan bahwa Binkom menjadi ruang untuk memperkuat deteksi dini, komunikasi lintas sektor, serta pemahaman masyarakat terhadap potensi kerawanan di wilayahnya.
Lebih lanjut, ia berharap materi yang diberikan narasumber dapat meningkatkan sensitivitas peserta terhadap tanda-tanda awal konflik sehingga mampu berkontribusi menjaga stabilitas dan harmoni sosial di Kabupaten Jayapura.
Laporan: M. Irfan








