Foto: istimewa | Ilustrasi

Sarmi, jurnalmamberamofoja.com – Tanggal 18 Mei 1944 menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Papua. Di hari itu, pasukan Sekutu di bawah komando Jenderal Douglas MacArthur mendarat di Pulau Wakde, sebuah operasi besar yang menandai perubahan arah dalam Perang Pasifik.
Pendaratan tersebut merupakan bagian dari strategi Sekutu untuk memutus kontrol Jepang di wilayah Pasifik Barat. Wakde dipilih karena posisinya yang sangat strategis dan berada pada jalur menuju Filipina, target utama MacArthur dalam rencana merebut kembali kawasan Asia Tenggara.
Selain letaknya yang vital, Wakde juga dinilai ideal untuk pembangunan pangkalan udara. Lapangan udara itulah yang kemudian menjadi tumpuan serangan udara Sekutu terhadap sejumlah titik pertahanan Jepang.

Pertempuran di Wakde berlangsung ketat. Pasukan Jepang memberikan perlawanan kuat, namun tekanan simultan dari darat, laut, dan udara membuat pertahanan mereka runtuh. Sekutu berhasil menguasai pulau itu dalam waktu singkat dan segera membangun kembali fasilitas militernya.
Keberhasilan di Wakde membuka pintu bagi operasi berikutnya di sepanjang pesisir utara Papua, mulai dari Serui hingga Biak dan Morotai. Dari pangkalan ini, Sekutu melancarkan serangan-serangan udara yang memperlemah dominasi Jepang di kawasan Pasifik.
Hari ini, Wakde tetap dikenang sebagai titik penting dalam sejarah perang dunia. Pulau kecil itu menjadi bukti bahwa Papua memainkan peran strategis dalam perjuangan Sekutu merebut kembali kendali di Pasifik.
Laporan: Sony Rumainum | Histori Sejarah







