Foto: Sony | Tampak Prof. Balthasar Kambuaya, MBA., Ketua Senat Universitas Cendrawasih bersama Rektor, Purek, Dekan serta Dosen dan seluruh keluarga besar Civitas Akademik Uncen yang hadir.

Jayapura, jurnalmamberamofoja.com — Menjelang purna tugasnya sebagai akademisi, Ketua Senat Universitas Cenderawasih (Uncen) Prof. Balthasar Kambuaya, MBA, menyampaikan pesan penting kepada seluruh civitas akademika. Pada usia 70 tahun, ia menegaskan bahwa masa pensiun bukan sekadar akhir perjalanan, tetapi kesempatan untuk meninggalkan pesan moral bagi perkembangan Uncen ke depan.
Pesan tersebut disampaikan di hadapan para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta tamu undangan dalam ibadah dan Perayaan Natal Uncen 2025 yang berlangsung di Auditorium Uncen, Abepura, Senin (8/12).
Mengangkat tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24), Prof. Kambuaya menilai bahwa tema dan subtema Natal tahun ini sangat relevan bagi keluarga besar Uncen.
Baca juga: Natal Uncen 2025: Semangat Imanuel Satukan Civitas Akademika

Mantan Menteri Lingkungan Hidup di era Presiden SBY itu mengajak seluruh unsur kampus menjadi “cahaya” melalui sikap rendah hati dan kesediaan mengesampingkan ego demi membangun visi-misi jangka panjang universitas.
“Ini kesempatan terakhir saya berbicara sebagai Ketua Senat sebelum pensiun beberapa bulan ke depan. Tema kita hari ini sangat jelas, dan dalam khotbah pun pendeta sudah menekankan arti kebersamaan dalam keluarga besar Uncen,” ujarnya.
Menurutnya, kampus bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi ruang akademik yang harus dijaga sebagai pusat riset dan ilmu pengetahuan.
Karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dan profesionalitas dalam lingkungan kampus.
“Saya berharap ke depan tidak ada lagi egoisme. Jangan ada kelompok-kelompok atau kepentingan keluarga di dalam kampus. Uncen adalah kampus besar, bersifat majemuk, dan milik semua orang, lebih lagi sebagai kampus terkemuka di Indonesia Timur dan jantung Tanah Papua,” tegas mantan Rektor Uncen itu.

Ia menekankan bahwa baik pendatang (non-OAP) maupun Orang Asli Papua (OAP) memiliki tanggung jawab moral untuk bersama-sama membangun SDM Papua.
Para dosen dan tenaga pendidik, katanya, harus memperlakukan mahasiswa dengan hati dan membantu mereka berkembang menjadi generasi yang mampu menjadi tuan di negeri sendiri.
“Natal mengajarkan kita tentang keluarga sejati. Tema Natal tahun ini sangat bermakna. Dengan semangat kekeluargaan, mari kita bangun SDM Papua dan mendorong generasi muda mencapai masa depan yang lebih baik,” tandasnya.
Di akhir pesannya, Prof. Kambuaya menyampaikan selamat merayakan Natal 2025 dan selamat menyongsong Tahun Baru 2026 kepada seluruh civitas akademika.
Laporan: Sony Rumainum







