Foto: Irfan | Bupati Jayapura Dr.Yunus Wonda , MH., dan jajaran ketika memantau harga sembako di Pasar Pharaa, Sentani, Rabu (3/12).

Sentani, jurnalmamberamofoja.com – Bupati Jayapura Dr. Yunus Wonda, S.H., M.H., bersama Wakil Bupati Haris Richard S. Yocku, S.H., turun langsung melakukan sidak ke Pasar Pharaa Sentani pada Rabu, 3 Desember 2025.
Sidak dilakukan untuk memantau ketersediaan bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru, sekaligus mendengar langsung keluhan para pedagang.
Dalam peninjauan tersebut, bupati mengecek harga dan stok sejumlah kebutuhan penting masyarakat. Namun selain soal bahan pokok, pedagang juga menyampaikan keluhan mengenai lesunya transaksi di dalam pasar. Mereka menilai aktivitas jual beli merosot karena banyak pedagang memilih berjualan di pinggir jalan maupun di atas motor dan mobil.
“Banyak pedagang kita mengeluh. Karena yang berjualan di pinggir jalan sudah seperti pasar kaget. Ada yang jual ayam, ikan, sayur. Akibatnya pembeli tidak lagi masuk ke dalam pasar,” kata Yunus Wonda usai sidak.

Baca juga: Jelang Nataru, Bupati Yunus Wonda Pastikan Harga dan Stok Bapok di Pasar Pharaa Stabil
Menanggapi keluhan tersebut, Bupati menegaskan pemerintah daerah akan mengambil langkah tegas mulai tahun depan. Semua pedagang diminta kembali berjualan di lokasi resmi yang telah disiapkan pemerintah.
“Mulai tahun depan, saya dan wakil bupati akan melakukan penertiban. Perputaran ekonomi harus terjadi di dalam pasar, bukan di pinggir jalan atau gang-gang,” tegasnya.

Bupati Yunus Wonda jelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan dua titik aktivitas pasar di Sentani: pasar sore yang akan diaktifkan kembali di kawasan pasar lama, serta Pasar Pharaa yang difokuskan untuk aktivitas pasar pagi. Dengan fasilitas resmi ini, ia berharap tidak ada lagi alasan bagi pedagang untuk berjualan di area terlarang.
“Semua aktivitas jualan harus masuk ke pasar. Kalau terus berjualan di pinggir jalan, pembeli tak akan masuk ke dalam pasar dan ekonomi tidak akan berputar,” ujarnya.
Bupati turut menyoroti persoalan kebersihan akibat pedagang daging, ikan, dan ayam yang berjualan di bahu jalan. Sisa potongan daging yang dibuang begitu saja sering menimbulkan aroma tak sedap dan mengganggu lingkungan sekitar.
“Kami ingin sampaikan kepada seluruh masyarakat, tahun depan tidak boleh lagi ada jualan di pinggir jalan. Pemerintah sudah siapkan dua lokasi pasar. Jadi semua harus masuk,” tutupnya.
Laporan: M. Irfan








