Foto: istimewa | Tampak Koordinator Komnas HAM Papua Frits Ramandey, bersama LBH, SOMAP, KNPB dan ULMWP serta para Mahasiswa lainnya ketika melakukan Aksi Demo, Rabu (10/12).

Jayapura, jurnalmamberamofoja.com — Suasana Kota Jayapura memanas saat peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, Rabu (10/12).
Massa dari Solidaritas Mahasiswa Papua (SOMAP) bersama KNPB, ULMWP, Green Papua, dan Germapa turun ke jalan di sejumlah titik strategis mulai dari Lingkaran Abepura, Expo Waena, Perumnas 3, hingga Sentani.
Aksi ini diwarnai orasi, pembacaan pernyataan sikap, serta penegasan kritik terhadap situasi HAM di Tanah Papua. Massa kemudian menyerahkan dokumen sikap mereka langsung kepada Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Fritz Ramandey.
Komnas HAM Terima Dokumen Sikap: “Kalian adalah pejuang kemanusiaan itu”
Baca juga: Ratusan Personel Kawal Aksi 10 Desember, Polres Jayapura Pastikan Situasi Kondusif
Kamus Bayage mewakili peserta aksi menyerahkan pernyataan sikap yang berisi desakan pemantauan terhadap dugaan pelanggaran HAM.
“Kami serahkan pernyataan ini kepada Komnas HAM Papua untuk terus mengawasi persoalan HAM di tanah Papua,” ujarnya.
Ramandey menerima dokumen tersebut dan memberikan apresiasi tinggi kepada para mahasiswa dan tokoh yang hadir, di antaranya Tarsan Pabuni, Monahen Tabuni, dan Markus Haluk.

“Di Hari HAM ke-77 dengan tema Memuliakan Kemanusiaan, saudara-saudaralah pejuang kemanusiaan itu,” ujar Ramandey.
Ia menegaskan bahwa kritik terhadap kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) adalah suara yang wajar dan penting.
“Keprihatinan tentang Otsus harus kita suarakan agar rakyat tidak menjadi korban,” tegasnya.
Ramandey juga kembali mengingatkan pemerintah mengenai tragedi kemanusiaan berkepanjangan di Papua, termasuk di wilayah Nduga.
Komnas HAM Soroti Operasi Militer: “Papua bukan daerah operasi militer”

Dalam pernyataannya, Ramandey menekankan bahwa situasi keamanan harus dikelola sesuai koridor hukum.
“Papua bukan daerah operasi militer. Penegakan hukum harus berada di bawah kendali kepolisian,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi pendekatan kepolisian yang dinilai lebih profesional pada aksi kali ini, serta menyerukan agar perjuangan tetap ditempuh lewat jalur damai.
“Atas nama kemanusiaan, mari letakkan perjuangan di jalur damai agar mendapat simpati,” katanya.

300 Personel Polisi Amankan Aksi, Situasi Berjalan Kondusif
Dari sisi keamanan, Polresta Jayapura Kota mengerahkan sekitar 300 personel gabungan dari Polri dan unsur pendukung yang disiagakan sejak pukul 06.00 WIT.
Kabag Ops Polresta Jayapura Kota, Kompol Ferdinand Esau Numbery, memastikan aksi berlangsung aman dan tertib.
“Syukur, kegiatan dari tiga kelompok besar ini berjalan aman. Pengamanan dilakukan sejak pagi hingga pukul 14.00 WIT,” ujarnya.
Numbery menyebut komunikasi intensif dilakukan sejak awal untuk menghindari gesekaan.
“Kami menjaga koordinasi dengan KNPB, SOMAP, dan GPP agar tidak terjadi miskomunikasi. Harapan kami situasi tetap kondusif,” tutupnya.
Laporan: Sony Rumainum







