Foto: Sony | Tampak Pdt. Nabot Manufandu, S.Th., berdampingan dengan Pdt. Fredy Toam, S.Th., juga Pdt. Dominggus Noya, M.Si., ketika diskusi panel, Rabu (3/12).

Jayapura, jurnalmamberamofoja.com — Jaringan Komunikasi Papua Oikumene (JAKOP) membuka ruang dialog lintas gereja dan komunitas melalui Diskusi Panel Perdana yang digelar di salah satu hotel di Kota Jayapura, Rabu (3/12).
Kegiatan ini menjadi langkah awal membangun komunikasi yang lebih terbuka antara gereja, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Peserta yang hadir terdiri dari hamba-hamba Tuhan, aktivis LSM, serta tokoh pemuda dari berbagai denominasi gereja.

Baca juga: FKUB Papua Tegur Keras Komandan Rindam Soal Gereja Ifar Gunung
Sejak sesi diskusi dibuka, suasana berlangsung dinamis. Berbagai pertanyaan dan masukan terkait arah gerak JAKOP ke depan dalam mendorong perdamaian di Papua disampaikan secara aktif oleh para peserta.
Tiga pendeta dengan pengalaman panjang dalam pelayanan dan organisasi hadir sebagai pembicara, yakni Pdt. Fredy Toam, S.Th., Pdt. Dominggus Noya, M.Si., dan Pdt. Nabot Manufandu, S.Th. Mereka membawakan materi yang berfokus pada semangat oikumene lintas generasi di Papua.

Koordinator JAKOP, Pdt. Nabot Manufandu, menjelaskan bahwa jaringan ini dibentuk sebagai wadah untuk memulihkan kembali hubungan antara gereja, masyarakat, dan pemerintah.
“Kami ingin menyambungkan kembali jembatan yang selama ini terputus,” ujarnya.
Ia menegaskan, JAKOP hadir bukan untuk membawa konsep baru, tetapi menjadi alat kemanusiaan yang bekerja nyata.
“Walaupun masih muda, kami ingin memberi dampak melalui langkah-langkah konkret,” katanya.
JAKOP juga menyatakan komitmennya mendukung visi Pemerintah Provinsi Papua di bawah kepemimpinan Gubernur Komjen Pol (Purn) Matius D. Fakiri, S.IK., MH., dan Wakil Gubernur Aryoko AF. Rumaropen, SP., MEng., menuju Papua Cerah.
Upaya ini turut diselaraskan dengan agenda nasional Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menuju Indonesia Emas.
Laporan: Sony Rumainum







