Foto: Irfan | Bupati Dr. Yunus Wonda, MH., Rabu (26/11).

Sentani, jurnalmamberamofoja.com — Bupati Jayapura, Yunus Wonda, menegaskan bahwa penyebab utama banjir berulang di Kota Sentani bukan semata curah hujan, tetapi buruknya kondisi drainase yang menyempit dan tersumbat bangunan yang berdiri di jalur aliran air.
Salah satu titik terparah berada di depan kawasan 751, tempat pertemuan arus air dari Jalan Sosial, Tabita, hingga belakang 751. Menurut Bupati Wonda, aliran besar dari bagian belakang terhambat karena parit di bagian depan mengecil drastis.
Baca juga: “Cuaca Ekstrem Meluas, Jayapura Tetapkan Tanggap Darurat Hingga Awal Desember”
“Di belakang salurannya besar, tapi begitu sampai depan langsung menyempit. Itulah yang membuat air meluap setiap hujan,” ujar Wonda di ruang kerjanya, Rabu (26/11).
Ia menyebut adanya bangunan ruko yang diduga menutup jalur drainase sehingga air tidak dapat mengalir dengan normal. Pemerintah akan meminta pemilik bangunan mengosongkan area tersebut demi kepentingan umum.

Masalah serupa ditemukan di kawasan Pasar Baru, di mana drainase tersumbat bangunan tambahan dan rumput liar. Padahal aliran air di bagian belakang pasar dinilai cukup besar, namun penyempitan di depan membuat area tersebut rentan banjir.
Wonda menegaskan pemerintah akan melakukan pembersihan dan penertiban pada titik-titik yang menghambat aliran air.
Selain penertiban, Pemkab Jayapura juga meminta Balai Besar memperbesar parit utama yang menjadi jalur utama pembuangan air. Ia menilai beberapa parit yang seharusnya berfungsi sebagai saluran besar justru dibuat sempit seperti parit perumahan.

“Kita minta Balai memperbesar parit dan membuka aliran langsung ke kali besar,” tegasnya.
Namun jika penanganan dari Balai Besar berjalan lambat, Pemkab Jayapura siap turun tangan segera untuk mengatasi kondisi darurat yang dapat mengancam keselamatan warga.
“Ini persoalan banyak orang dan persoalan kemanusiaan. Kalau darurat, kita tangani dulu sambil menunggu penanganan permanen dari lembaga teknis,” pungkasnya.
Laporan: M. Irfan







