Foto: Andre | Tampak Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi Nasdem, Tonny Tesar bersama Albert Meraudje Anggota DPR Papua dan tim disela Sosialisai di Pasar Inpres, Jayapura Utara, Senin (24/11).

Jayapura, jurnalmamberamofoja.com – Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi NasDem, Tonny Tesar, mengajak masyarakat Pasar Impres Tanjung Ria menjadi pelopor kesadaran Hak Asasi Manusia (HAM) melalui kegiatan Sosialisasi Implementasi P5HAM yang digelar di Gereja GPDP En Rimon, Distrik Jayapura Utara, Senin (24/11/25).
Acara yang menghadirkan Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat ini diikuti ratusan warga dengan antusias. Pada kesempatan tersebut, Tonny Tesar juga menyerahkan bantuan kepada para gembala jemaat sebagai bentuk dukungan menyambut perayaan Natal.

Tonny menegaskan pentingnya penguatan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai HAM sebagai dasar kehidupan sosial yang adil dan bermartabat. Ia menyampaikan bahwa pemahaman HAM harus dimulai dari lingkungan masyarakat paling dekat, termasuk kampung dan pasar.
“Masyarakat harus memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, serta ikut menjaga nilai kemanusiaan di lingkungan masing-masing,” ujar Tonny.

Legislator Dapil Papua itu menilai kesadaran HAM di tingkat kampung sangat penting untuk mencegah diskriminasi dalam pelayanan publik, sekaligus melindungi kelompok rentan seperti perempuan, anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Ia menyinggung kasus dugaan pelanggaran HAM yang menimpa almarhumah Irene Sokoy sebagai contoh nyata pentingnya pengawasan publik.
Baca juga: Presiden Prabowo Kirim Bansos, Keondoafian Kayo Batu Padukan dengan Sosialisasi Kebangsaan
“Daerah yang memberikan pelayanan tanpa pungutan liar, transparan dalam penyaluran bantuan, dan melibatkan perempuan serta pemuda dalam musyawarah adalah bentuk nyata penegakan HAM sehari-hari,” tegasnya.
Tonny berharap masyarakat Jayapura Utara menjadi contoh daerah yang berkomitmen memperkuat nilai gotong royong, toleransi, dan solidaritas sosial demi menciptakan kehidupan yang harmonis dan bebas diskriminasi.

Sementara itu, akademisi STT Levinus Rumaseb, Pdt. Yohanis Ndapamuri, M.Th., D.Th., yang turut hadir menekankan pentingnya edukasi HAM sebagai upaya mencegah konflik sosial antar kelompok berbeda suku maupun agama.
“Program ini bukan hanya untuk korban pelanggaran HAM, tetapi untuk membangun kesadaran generasi muda agar turut berperan aktif dalam demokrasi,” ujarnya.
Yohanis juga menegaskan bahwa pemenuhan HAM sangat bergantung pada kemauan politik pemerintah sebagai pemegang kebijakan.
Laporan: Andre Fonataba







