
Foto: Irfan / Wabup Terpilih Letakan Batu pertama Tongkonan Kabupaten Jayapura,
Sentani, Jurnal Mamberamo Foja – Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Jayapura resmi memulai pembangunan rumah adat Tongkonan dengan prosesi peletakan batu pertama di Bukit Tongkonan IKT, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibhu, Rabu (29/1).
Momentum bersejarah ini menjadi awal terwujudnya harapan masyarakat Toraja yang telah lama merantau di Kabupaten Jayapura untuk memiliki rumah adat sebagai simbol identitas dan kebersamaan.
Prosesi ini dihadiri oleh Wakil Bupati Jayapura terpilih Haris Richard Yocku, Anggota DPRK Jayapura Natalia Desi Sulle, tokoh adat, tokoh gereja, perwakilan pemerintah kampung, serta jajaran pengurus dan sesepuh IKT Kabupaten Jayapura.
Dalam suasana khidmat yang diiringi hujan deras, acara ini juga dirangkaikan dengan ibadah lepas sambut tahun 2024 ke 2025, sebagai bentuk refleksi dan doa bersama menyongsong pembangunan rumah adat pertama bagi masyarakat Toraja di tanah rantau.
Tongkonan, Lebih dari Sekadar Bangunan
Ketua IKT Kabupaten Jayapura, Jhoni Lumbaa, mengungkapkan bahwa kompleks Tongkonan akan berdiri di atas lahan seluas satu hektare.

Tahap pertama pembangunan difokuskan pada gedung serbaguna (GSG) berkapasitas 650 orang, yang nantinya akan digunakan sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya. Setelah itu, pembangunan rumah adat Tongkonan serta lumbung akan menyusul.
“Kami memprioritaskan pembangunan gedung serbaguna agar bisa segera dimanfaatkan dan menjadi sumber pendanaan untuk membangun Tongkonan yang lebih otentik seperti di Tana Toraja. Ini bukan sekadar bangunan, tetapi simbol penghormatan terhadap budaya dan kebersamaan,” jelas Jhoni Lumbaa.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa Tongkonan bukan hanya rumah adat, tetapi juga tempat bermusyawarah dan menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.
“Dalam budaya Toraja, Tongkonan diibaratkan sebagai ibu yang mengayomi anak-anaknya. Di sinilah kami akan menyelesaikan berbagai hal secara musyawarah, tanpa harus membawa persoalan ke pihak berwajib,” imbuhnya.
Dukungan Dewan Adat Suku Sentani
Ketua Dewan Adat Suku Sentani (DASS), Origenes Kaway, turut memberikan apresiasi atas inisiatif pembangunan ini.

“Kami bersyukur bahwa IKT memilih Sentani, khususnya Doyo Lama, sebagai lokasi pembangunan Tongkonan. Ini adalah bentuk kerja sama yang baik antara masyarakat Toraja dan masyarakat adat setempat,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran rumah adat Toraja di Jayapura tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga berpotensi mendukung perekonomian lokal.
“Bangunan ini nantinya bisa menarik perhatian banyak pihak dan memberikan dampak positif bagi masyarakat adat di sekitar,” ungkapnya.
Jhoni Lumbaa menegaskan bahwa pembangunan Tongkonan ini bukan hanya tanggung jawab panitia, tetapi juga seluruh masyarakat Toraja di Jayapura.
“Kami berharap ada perhatian dan dukungan penuh dari warga Toraja agar pembangunan ini tidak berhenti di tahap awal, melainkan bisa berlanjut hingga tuntas,” harapnya.
Sebagai informasi, Tongkonan merupakan rumah adat khas suku Toraja di Sulawesi Selatan yang memiliki nilai filosofis tinggi.
Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan berfungsi sebagai pusat pemerintahan adat dan simbol kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja.
Dengan peletakan batu pertama ini, warga Toraja di Kabupaten Jayapura kini semakin dekat dengan impian memiliki Tongkonan sendiri sebuah rumah yang bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga wadah untuk merawat tradisi dan mempererat solidaritas di tanah rantau.
Laporan: Irfan